Kamis, 25 Maret 2010

Empat penumpang di pesawat terbang


Seorang pilot menerbangkan pesawat dengan tiga penumpang. Satu penumpang adalah orang yang sangat kaya, satu penumpang lain adalah seorang profesor hebat, dan satu penumpang lain adalah seorang back packer.
Tiba tiba terjadi kerusakan mesin yang mengharuskan mereka terjun dengan parasit. Masalahnya hanya ada 3 parasit sedangkan mereka semua termasuk pilot ada 4 orang.
Penumpang kaya langsung merebut satu parasit dan berkata,
"Kalau kalian mempersulit saya untuk dapat parasit ini, saya akan tuntut kalian semua ke pengadilan, berapapun biayanya!" Lalu ia bergegas terjun.
Sang profesor hebat juga mengambil satu parasit dan berkata,
"Dunia akan kehilangan ilmuwan penting kalau saya mati, lalu ia terjun dengan parasitnya."
Kini tinggal seorang pilot dan pemuda backpacker yang tertinggal di pesawat.
Pilot seger berkata,
"Hanya satu parasit tersisa, dan saya tidak mau mati sia-sia. Kamu harus melangkahi mayat saya dulu kalau mau parasit ini!"
Pemuda itu tenang saja menjawab.
"Kita tidak perlu berkelahi, karena saya juga punya parasit. Orang kaya tadi merebut tas backpacker saya!"

Ditulis ulang dari humor yang beredar di masyarakat

Humor dan hikmah:
Kualitas mental seseorang biasanya baru terlihat ketika punya masalah.
Anda pernah dengar nasehat "Kalau mau tahu teman sejati, naik gunung dengannya"
Kenapa?
Karena kalau kita naik gunung seluruh daya upaya, emosi, lelah tergabung jadi satu.
Jika dalam keadaan payah dan susah orang tetap bersikap sama dengan keadaan normal, mungkin ia teman sejati.

JADIKAN OMONGAN NEGATIF ORANG SEBAGAI PEMICU DAN PEMACU SEMANGAT



part 1:

Tim sepakbola Yunani pada Piala Eropa 2004 adalah tim yang diremehkan dan dikatakan, “Tidak mungkin juara!”

Hal ini tidak menyebabkan mereka kecil hati justru hal itu dijadikan pemicu dan pemacu semangat mereka untuk memenangkan pertandingan. Target mereka tidak muluk-muluk. “Yang penting kami lolos ke perempat final”, demikian kata Otto Rehagel pelatih Yunani asal Jerman.

Yunani pun lolos ke perempat final. Salah satunya dengan mengalahkan tuan rumah dan favorit juara yaitu Portugal yang bertabur bintang-bintang terkenal seperti Luis Figo, Rui Costa, Deco, Nuno Gomez dan Chistiano Ronaldo.

Di Perempat Final mereka mengalahkan juara bertahan dan kandidat juara Perancis yang kaptennya adalah Zinedine Zidane yang pernah menjadi pemain terbaik dunia 2 kali.

Di semi final mereka mengalahkan kandidat juara juga Republik Ceko yang dipenuhi bintang-bintang seperti Karel Poborsky, Milan Baros, dan Thomas Rosicky. Sebenarnya ada 1 lagi yaitu Pavel Nedved tapi kemudian ia cedera dan diganti.

Di Final mereka bertemu lagi dengan Portugal. Walaupun mereka pernah mengalahkan Portugal di penyisihan grup para penonton dan penggemar sepakbola tetap mengatakan, “Yunani tak mungkin juara!”

Tapi Yunani menjadikan semua itu sebagai pemicu dan pemacu semangat mereka. Yunanipun mengalahkan Portugal dan menjadi juara Piala Eropa 2004.

part 2:

Pada tahun 1958, ketika tim Piala Thomas Indonesia berangkat ke bandara Kemayoran untuk naik pesawat ke Singapura tidak ada rakyat Indonesia yang mengantar. Rakyat Indonesia tidak percaya diri. Rakyat Indonesia berkata, “Tim Piala Thomas Indonesia tidak mungkin juara!”.

Banyak penggila bulutangkis yang mempunyai mobil dan biasa mengantar pemain-pemain bulutangkis. Tapi pada saat itu tidak ada yang mengantar Tim Piala Thomas Indonesia. Mereka berangkat naik becak ke Kemayoran.

Tapi hal ini tidak membuat Tim Piala Thomas Indonesia kecil hati. Anggapan dan omongan negatif dari bangsa sendiri ini malah dijadikan pemicu dan pemacu semangat mereka untuk bertanding.

Ketika final Indonesia bertemu Malaya (nama lama Malaysia) sang juara bertahan dan sudah merebut Piala Thomas sebanyak 3 kali berturut-turut. Lawan yang berat. Ternyata Tan Joe Hok, Ferry Soneville dan kawan-kawan mengalahkan Malaya 6-3. Indonesia Juara Piala Thomas untuk pertama kalinya. Ini menjadi perintisan Indonesia menjadi juara Piala Thomas sebanyak 13 kali.

Ketika pulang. Rakyat Indonesia menyambut di bandara Kemayoran. Tim Indonesia lalu diarak keliling Jakarta dengan mobil bak terbuka. Sepanjang perjalanan rakyat Jakarta berbaris, melambaikan tangan dan mengelu-elukan sang juara.

Tan Joe Hok berkata, “Ini adalah tim yang unik. Berangkat naik becak pulang diarak dengan mobil.”

Jadi omongan negatif dari bangsa sendiri malah dijadikan pemicu dan pemacu semangat mereka untuk sukses dalam kejuaraan Piala Thomas Tahun 1958.

part 3 :

Howard Schultz yang menjadi tokoh di balik kesuksesan Starbucks pun pernah dihina, “Gila! Mana Mungkin orang Amerika membeli kopi seharga satu setengah dolar!”. Tapi ia jalan terus. Omongan negatif ini malah memicu dan memacu semangat Howard Shultz untuk membuktikan bahwa orang lain salah.

Ternyata dengan menjual kopi dengan harga mahal malah menaikkan kelas starbucks menjadi coffe shop untuk kalangan menengah ke atas dan cabang-cabangnya tersebar ke seluruh dunia.

Jadi kalau ada orang yang berbicara negatif kepada kita jadikanlah itu sebagai pemicu dan pemacu semangat kalau kita ingin sukses.

Belajar Kehidupan dari Abraham Lincoln


Bagaimana kalau dalam hidup kita sering mengalami cobaan dan kesusahan bertubi-tubi seolah-olah langit akan runtuh?

lihatlah apa yang terjadi pada Abraham Lincoln salah satu Presiden terbesar AMerika Serikat. Abraham Lincoln, tahun 1831 dia mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Tapi ia pantang menyerah. Ia tetap memiliki keteguhan hati dan ketabahan.

Tahun 1832 ia mengikuti pemilihan tingkat lokal tapi ia menderita kekalahan dalam pemilihan itu.

Setelah bisnisnya sempat bangkrut ia memulai lagi bisnisnya tapi pada tahun 1833 ia kembali bangkrut. Seperti penderitaannya belum cukup tahun 1835 istrinya meninggal dunia. Sebenarnya Abraham Lincoln bisa saja memilih untuk meratapi nasib dan mengasihani diri sendiri sambil memaki-maki dan memprotes Tuhan atau kapok berbisnis. Tapi ia memilih untuk memulai kembali bisnisnya, walaupun kemudian bangkrut lagi.

Tahun 1836 dia menderita tekanan mental yang sangat berat dan hampir saja masuk rumah sakit jiwa. Tahun 1837, dia kalah dalam suatu kontes pidato.

Walaupun pernah gagal dalam pemilihan tingkat lokal, Abraham Lincoln tidak kapok ia tetap percaya diri ikut pemilihan. Kali ini pemilihan anggota Senat AS tahun 1840, ternyata ia gagal dalam pemilihan itu.

Tiada kata jera dalam perjuangan. Pada tahun 1842 ia mengikuti pemilihan untuk duduk dalam Kongres AS tapi ia menderita kekalahan lagi. Tidak kapok, ia ikut lagi dalam pemilihan anggota Kongres AS tahun 1848 dan ia kalah lagi.

Minatnya menjadi Senator belum hilang, pada tahun 1855, ia ikut lagi dalam pemilihan anggota Senat dan lagi-lagi gagal.

Setelah gagal jadi Senator Abraham Lincoln mencoba peruntungan lain. Tahun 1856 ia mencoba untuk menjadi wakil presiden dan kalah lagi.

Gagal jadi Wakil Presiden ia coba kembali ke minat sebelumnya yaitu menjadi senator. Tahun 1858 ia kalah lagi dalam pemilihan anggota senat.

Setelah berkali-kali gagal pada tahun 1860 akhirnya dia menjadi presiden Amerika Serikat. Bahkan salah satu Presiden terbesar Amerika karena ialah yang menghapuskan perbudakan.

Sebenarnya Abraham Lincoln bisa saja memilih untuk meratapi nasib dan mengasihani diri sendiri sambil memaki-maki dan memprotes Tuhan, kapok berbisnis dan kapok ikut pemilihan. Tetapi tidak! Ia memilih bangkit dari kesedihan, penderitaan, dan kegagalan untuk menjadi orang besar yang tercatat dengan tinta emas dalam sejarah. Memang bukan orang biasa tapi orang besarlah yang bisa bangkit dari berbagai kesedihan, penderitaan dan kegagalan. Sekarang terserah kepada kita mau memilih menjadi orang biasa atau memilih menjadi orang besar

Apa yang kita inginkan bisa benar-benar terjadi


Refugees All Stars adalah sebuah band. Anggota-anggotanya adalah pengungsi di Sierra Leone, sebuah Negara di Afrika yang porak-poranda karena perang saudara. Anggota-anggota band ini hidup sengsara dan miskin di pengungsian. Untuk kebutuhan dasar seperti makan dan minum saja susah didapat.

Salah satu dari mereka bahkan tangan kirinya putus akibat ditebas oleh kelompok pemberontak. Tapi mereka pantang menyerah. Berawal dari keinginan menghibur para pengungsi di kamp itu mereka membentuk band.

Mereka membuat drum sendiri dari barang-barang bekas yang ada di pengungsian. Gitarpun sudah ada di pengungsian.

Mulailah mereka menghibur pengungsi di kamp tempat mereka mengungsi. Lalu merekapun mulai mengarang lagu. Mayoritas lagu mereka tentang perdamaian dan penderitaan di pengungsian. Karena mereka mengalami sendiri penderitaan itu dan sangat menginginkan perdamaian maka ketika membawakan lagu mereka penghayatan mereka sungguh luar biasa.

Setelah beberapa lama PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengontrak mereka untuk keliling Afrika dan menghibur para pengungsi di seluruh kamp pengungsi di Afrika.

Setelah itu beberapa musisi terkenal mendukung mereka dalam aransemen lagu, pembelian alat musik, dan memodali rekaman. Para musisi itu adalah Paul Mc Cartney, Rolling Stones, dan Steve Tyler vokalis band Aerosmith yang juga ayah dari aktris Hollywood Liv Tyler.

Tapi masih ada rintangan yaitu tidak ada studio rekaman di sekitar tempat mereka tinggal. Akhirnya sebuah barak pengungsian dibuat menjadi ruangan kedap suara dan disulap menjadi studio rekaman dadakan.

Ada lagi persoalan yaitu tidak ada listrik di situ. Merekapun mencari genset ke sana ke mari dan setelah dapat menyewanya dan mulailah mereka rekaman.

Sejak saat itu mereka menjadi band pembuka Aerosmith dan salah satu lagu mereka menjadi hits setelah menjadi soundtrack film “Blood Diamond” yang dibintangi Leonardo Di Caprio dan Jennifer Connoly.

Jadi kalau kita masih bisa makan dan minum, anggota badan kita masih lengkap, masih tinggal di rumah dan ada listrik tidak ada alasan untuk tidak sukses. Refugees All Stars yang tidak punya hal-hal itu saja masih bisa sukses.

Jumat, 19 Maret 2010

Inspirasi sebuah film Kungfu Panda

Bagi yang pernah menonton Film animasi Kungfu Panda, sosok Master Oogway sangat fenomenal. Kura-kura tua yang sangat bijak ini quotes-nya memberi nilai tinggi bagi film ini. Jadilah Kungfu Panda tidak sekedar film animasi yang menghibur, namun sarat nilai moral.

Ada quotes yang membuat mata saya berbinar. Quotes yang diambil dari dialog Master Shifu, guru kungfu si Panda gendut bernama Po, dan Master Oogway di bawah Pohon Peach (peach tree).

Master Shifu sangat khawatir bahwa Panda takkan dapat mengalahkan Tai Lung, Seekor Macan Tutul Tangguh, musuh besar yang menjadi pengganggu kehidupan masyarakat Valley of Peace di film itu. Kekhawatiran ini dikarenakan Master Shifu terlalu termakan paradigma bahwa yang gendut itu pemalas, dan pemalas sulit menjadi pendekar tangguh. Ditambah hasil latihan Po yang mengecewakan sehingga tak kunjung menguasai jurus-jurus Kungfu. Maka filosofi pohon mengalir pada dialog berikutnya setelah Master Oogway menunjuk pada sebuah pohon peach:

"Look at this tree, Shifu. I cannot make it blossom when it suits me nor make it bear fruit before its time."

Shifu diminta mengamati pohon Peach. Master Oogway dengan bijak mengungkap sebuah kearifan dengan pohon sebagai obyek perenungan.
"Aku tidak bisa membuat bunga-bunganya mekar sesuai keinginanku atau tidak juga bisa membuatnya berbuah sebelum waktunya."

Sebuah ungkapan yang terasa dalam maknanya, bahwa kita tak bisa mengendalikan sesuatu meski se"sakti" apapun kita. Sekuasa, sepintar dan sekuat apapun kita, kita hanya mampu melakukan pekerjaan yang terbatas. Mengendalikan mekarnya bunga, mematangkan buah sebelum waktunya atau menggugurkan daun hanya dibawah kuasa-Nya. Itu adalah takdir-Nya.

Lalu Shifu menyela :
"But there are things we can control! I can control when the fruit will fall, I can control where to plant the seed! That is no illusion, Master!"

Ya, kita memang bisa mengontrol hal lain seperti kapan buah itu bisa dipanen dan dimana biji dari pohon akan ditanam. Semua itu bukan ilusi. Itu semua bisa kita lakukan. Kita bisa berusaha untuk menjadi lebih baik. Kita bisa menghindar dari takdir buruk ke takdir baik, dengan ikhtiar kita tentu. Tuhan tak akan menyia-nyiakan usaha hamba-Nya. Siapa yang mau berusaha, maka dia akan dapat merubah sesuatu/takdirnya.

Master Oogway menanggapi selaan dari Shifu dengan sebuah ungkapan menarik :

"Ah, yes. But no matter what you do, that seed will grow to be a peach tree. You may wish for an apple or an orange, but you will get a peach."

Master Oogway mengingatkan bahwa kita harus bekerja dengan apa yang kita miliki. Kita tidak bisa bekerja berdasarkan keinginan, mimpi atau harapan yang belum kita capai. Pohon peach adalah pohon yang mereka miliki saat itu, sedang apel dan jeruk adalah keinginan Shifu. Tak mungkin mengharap pohon peach berbuah apel atau jeruk. Maka pohon peach itulah sumber daya yang akan menggerakkan kerja, dan dalam film itu pohon peach adalah Po, si Panda gendut.

Cerita berlanjut dengan sebuah pesimisme Shifu dengan ungkapan:

"But a peach cannot defeat Tai Lung!"

Shifu mengungkapkan pesimisme melihat kedigdayaan Tai Lung. Dia makin pesimis melihat hasil latihan Po tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Pesimisme dia makin menguat melihat sebuah "ilusi" tentang karakter makhluk gendut yang cenderung malas dan lamban.

"Maybe it can, if you are willing to guide, to nurture it, to believe in it."
Lagi lagi Oogway meluncurkan kata-kata bijaknya unyuk meyakinkan keraguan Shifu.

Bila kita punya kemauan kuat membimbing, menaruh perhatian besar dan percaya penuh dengan hasil yang akan dicapai maka semua keraguan akan sirna. Pohon saja bisa tumbuh dengan subur dengan diberi perhatian dan kepercayaan yang tinggi, apalagi manusia. Manusia dengan akal dan hati yang dia miliki akan lebih membutuhkan perhatian, bimbingan dan kepercayaan dari orang lain terhadapnya untuk bisa meraih sukses.

"But how? How? I need your help, master."
Shifu akhirnya merengek. Dia seolah tak puas hanya dengan penjelasan Master Oogway yang filosofis itu.

Akhirnya Master Oogway meninggalkan Shifu dengan sebuah pesan.

"No, you just need to believe. Promise me, Shifu, promise me you will believe."

Aahh… benar-benar seorang Master yang bijak. Oogway tak mau membiarkan sahabat atau muridnya terkungkung dalam pesimisme yang mendalam. Dia menyuruh Shifu percaya bahwa ia akan berhasil melatih Po menjadi pendekar kungfu yang hebat agar bisa mengalahkan Tai Lung.

Berjanjilah, kita akan percaya. Percaya bahwa kita akan berhasil mengatasi masalah, mencapai target-target, membahagiakan orang-orang terkasih dan bisa memberi lebih banyak manfaat bagi lingkungan.

Belajar kehidupan dari gema di pegunungan

Seorang ayah mengajak ayahnya naik ke pegunungan batu yang berat sekali medannya.
Setelah sampai di satu dataran tinggi, sang anak begitu takjub melihat pemandangan megah mengelilingi mereka.
Sebuah tebing bebatuan yang tersusun tegak mengelilingi mereka.
"Pemandangan ini indah sekali ayah," kata sang anak.
"Benar, yang kita lihat begitu indah, tapi yang akan kita dengar akan begitu berharga," sang ayah menyahut.
"Maksud ayah?" tanya anak tak mengerti
"Silahkan teriak apa saja, nanti kamu mengerti maksud ayah," jawab ayahnya.
Akhirnya sang anak berteriak,
"Woooooi"
lalu terdengar jawaban "Woooi" a
"Kamu siapaaa? lalu di jawab "Kamu siapaaa?"
Sang anak mulai ketagihan.
"Aku orang hebat" lalu ada sahutan lagu "Aku orang hebat"
"Aku jagoan" disahuti lagi "Aku jagoan"
Lalu ayahnya berkata
"Coba teriakkan; Aku orang payah"
Sang anak menurut saja, ia berteriak
"Aku orang payah" lalu teriakannya dijawab "Aku orang payah!"
Sang ayah berkata,
"Anakku, tahukan itu suara apa?"
"Itu suara gema ayah, " jawabnya yakin.
Kali ini ayahnya mulai bicara serius, ia minta anaknya duduk dan memperhatikan setiap ucapannya.
"Dengarkan baik-baik, orang lain mungkin menyebutnya gema, tapi sebenarnya itu adalah pelajaran kehidupan paling berharga. Apa yang kamu pikirkan akan memantul pada dirimu. Jika kamu mengatakan kamu adalah juara, maka suara itu akan masuk ke dalam dirimu, jika kamu mengatakan kamu pecundang, maka itu akan menjadi memantul dan merasuki dirimu. Jika kau katakan kamu orang biasa saja, maka kamu akan menjadi orang biasa. Jika kamu mengatakan kamu luar biasa, maka kamu jadi luar biasa. Jika kamu bilang kamu bisa! maka kamu bisa!.
Dirimu hanyalah refleksi dari apa yang kamu yakini."
Sang anak sadar, walaupun begitu jauh dan melelahkannya perjalanan ini, semuanya layak untuk sebuah pembelajaran yang sangat berharga.

Senin, 08 Maret 2010

We Fight For Freedom

Untuk mencapai sebuah kesuksesan atau tempat yang dikatakan orang-orang sebagai tempat yang nyaman dan untuk mencapainya perlu sebuah tekat yang tidak mudah, tidak seperti membalikan sebuah nampan kosong. karena untuk menuju ke puncak harus ada sebuah harga yang harus di bayar, bukan hanya dihitung dari sebuah materi, pengobanan, jiwa raga, dan seberapa besar visi ( impian) untuk mencapainya.

Setiap individu harus merasakan zona yang dikatakan zona tidak nyaman, karena zona ini memaksa kita harus menginginkan dan melakukan perjuangan untuk meraih sesuatu yang harus bisa diraih dan harus dirasakan hanya untuk orang yang memiliki impian dan tekat yang kuat untuk mencapai keinginannya, bukan sebalik nya yaitu zona nyaman, karena zona ini hanya memaksa kita untuk melakukan hal-hal kecil seperti Pemalas yang hanya menunggu sebuah keajaiban.
Kita belajar dari sebuah film fenomenal yaitu film "300" .
Dalam film menceritakan sebuah kerajaan yunani yaitu spartan. Di kerajaan tersebut di pimpin oleh seorang raja yang perkasa dan di sayangi oleh rakyat nya.

Sebuah perjuangan yang bisa dikatakan sebuah mission imposible. Ya bisa dikatakan begitu dikarenakan sebuah pasukan spartan yang hanya di pimpin seorang raja yang bernama leonidas dan dikawal oleh 300 pasukan nya, bisa membuat repot musuk bangsa persia yang memiliki pasukan yang lebih besar dari pasukan leonidas itu sendiri. karena bangsa spartan yang memiliki sebuah tekat dan impian agar bangsa nya tidak menjadi budak bangsa persia, semuanya tidak ada yang tidak mungkin. King of Leonidas berkata " Kita coba reputasi nya "

Apa yang kita bisa ambil dari cerita singkat diatas ...?

Sebuah keajaiban tidak akan datang bila tidak ada tindakan dan usaha. karena sebuah keajaiban
bukan diperuntukan untuk orang yang tidak memiliki daya dan upaya. Perbesarlah Impian Kita..!! Perjuangkan....!! Untuk orang-orang yang kita sayangi....!!

good luck ,,,!

Diposting 08 maret 2010
oleh bandu priantono

Senin, 01 Maret 2010

Ogah Gagal - Fred smith, Membangun bisnis raksasa dari makalah kuliah yang gagal

Fred Smith adalah pendiri Federal Express yang merupakan salah satu jasa kurir terbesar di dunia. FedEx sekarang menguasai 44% pasar, mempunyai hampir 650 unit pesawat terbang, 80.000 truk pengangkut dan mempekerjakan sekitar 170.000 orang.
Bisnis ini memang merupakan bisnis impiannya sehingga ia dengan suka cita membesarkan perusahaannya. Sejak muda ia memang punya obsesi tentang konsep jasa kurir yang cepat dan terintegrasi.

Apakah idenya tidak mendapatkan hambatan?
Ketika kuliah Universitas Yale, Fred Smith menulis paper mengenai ide pengiriman barang secara ekspres itu, dia cuma diberi nilai buruk oleh profesornya di Universitas Yale. Idenya dianggap tidak masuk akal.
Fred tidak peduli, paper itu yang dijadikan patokan untuk mendirikan perusahaan jasa ekspedisi Federal Express yang disingkat FedEx ini.
Tahun 2007, menurut majalah Forbes, Fred Smith tercatat sebagai orang terkaya urutan 140 di Amerika dengan kekayaan total US$ 2.1 billion.
Apa yang terjadi 30 tahun sebelumnya hanya karena ia bertemu dengan orang yang tidak tepat, dengan visi ketinggalan zaman.

Apa yang Bisa kita Ambil dari kisah diatas...??

Terbayangkan, sebuah makalah yang konsepnya mendapat nilai buruk dari dosen kini ternyata sudah berwujud menjadi bisnis triliunan?

Fred Smith tetap yakin akan konsepnya dan ia membuktikan dirinya benar.
Kenapa ia gagal mendapat nilai bagus di kampusnya atas konsep tersebut?
Karena idenya muncul di waktu yang tidak tepat dan bertemu dengan orang yang tidak tepat.

Untung saja ia konsisten dengan ide dan impiannya hingga jadi yang terbesar.

Jika Anda mempunyai ide, konsep, atau impian yang ditertawakan orang, padahal Anda sangat yakin, maka pilihannya cuma dua:
Ikut menertawakan diri sendiri karena ternyata kita pemimpi,
atau membuktikan bahwa ide kita brilian dan bisa diwujudkan.

Dikutip dari buku : Jangan Takut Gagal!