Bisakah seorang Office Boy menjadi sukses? Jawabannya bisa! Ada  contohnya yaitu A. Pramono seorang milyarder pemilik jaringan rumah  makan “Ayam Bakar Mas Mono”.
Ketika ia menjadi office boy ia  mempunyai tekad tidak mau selamanya menjadi Office Boy. Ia ingin  membahagiakan orang-orang yang dicintainya yaitu keluarganya dan  orangtuanya. Ketika ia tidak sedang disuruh ia memanfaatkan waktu  luangnya untuk belajar komputer di kantor di saat teman-temannya sesama  office boy main game.
Setelah ia menguasai komputer iapun  dipercaya melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan komputer. Tidak  lama kemudian ia diangkat menjadi supervisor. Ketika menjadi supervisor  ia banyak mendapat pelajaran bisnis dengan learning by doing (belajar  sambil melakukan).
Iapun kemudian berhenti menjadi pegawai dengan  menjadi penjual gorengan keliling sambil mencari-cari peluang bisnis  yang lain. Iapun akhirnya menemukan peluang bisinis. Ada lapak kosong di  depan Kampus Universitas Sahid. Tapi ia hanya bisa berjualan dari jam 7  sampai jam 2 siang karena kalau sudah jam 2 siang akan dipakai oleh  penjual nasi goreng.
Hal ini berarti ia harus mengorbankan waktu  tidurnya, pergi ke pasar jam 3 pagi dan mulai menyalakan kompor jam 4  pagi. Tapi ia rela, demi kesuksesan. Hari pertama berjualan dengan modal  ayam 4 ekor ternyata 1 ekor jatuh ke tanah dan kotor. Iapun harus  mencucinya.
Di mata rekan-rekannya sesama pedagang di situ ini  adalah tanda-tanda usahanya akan bangkrut. Tapi ia tidak percaya itu.  Menurutnya Tuhanlah yang menentukan kesuksesan seseorang, ia hanya harus  berusaha sekuat tenaga serta pikiran dan berdoa supaya sukses. Ia tidak  percaya tahayul. Ternyata memang ia sukses. Sekarang sudah memiliki 13  cabang dan sudah menjadi milyarder.
Sebuah kesuksesan yang  dimulai dengan memanfaatkan waktu luang untuk hal-hal yang bermanfaat  yaitu belajar.
Walt Disneypun memanfaatkan waktu luang di  sela-sela peperangan untuk menggambar. Aristotle Onassis –konglomerat  asal Yunani- sengaja mengambil pekerjaan shift malam –dengan  mengorbankan waktu tidurnya- supaya ia punya waktu luang di siang hari  untuk mencari peluang bisnis.
Frederick Douglass –seorang budak  di Amerika tahun 1830-an- mengorbankan makan siangnya supaya mempunyai  waktu luang 1 jam untuk belajar membaca. Akhirnya Douglass sukses  menjadi orator, editor, sastrawan, dan bahkan negarawan.
Jadi  kunci sukses adalah memanfaatkan waktu luang atau meluangkan waktu untuk  kegiatan yang bermanfaat seperti belajar atau mencari peluang.
